Siklus Ekonomi dan Konjungtur Ekonomi
A. Siklus Ekonomi
Kegiatan
ekonomi masyarakat senantiasa bergerak menurut pola yang secara periodik
menunjukkan pentahapan gelombang menaik dan menurun. Dapat
dikatakan adanya pasang-surut kegiatan ekonomi dalam perkembangan keadaan.
Fenomenapasang-surut dalam gerak gelombang kegiatan ekonomi itu
dalam dunia ilmu ekonomi di Eropa barat lazim disebut konjungtur ekonomi,
sedang dalam karya pengarang Inggris mula-mula digunakan istilah Trade
Cycle, dan di Amerika Serikat diistilahkan Business Cycle. Dalam
telaah tinjauan Prof Soemitro Djojohadikusumo (1991) digunakan istilah “siklus
kegiatan ekonomi” atau singkatnya siklus ekonomi.
Suatu
siklus dalam kegiatan ekonomi mencerminkan fluktuasi (gerak menaik-menurun)
secara bergelombang pada kegiatan ekonomi dalam kehidupan masyarakat. Fluktuasi
serupa seperti itu terjadi secara berulang dalam suatu jangka waktu tertentu,
Secara umum dapat dikatakan bahwa siklus kegiatan ekonomi terulang secara
periodik, akan tetapi tidak mutlak perlu bersifat reguler; artinya jangka waktu
itu dalam masing-masing siklus tidak harus selalu sama lamanya. Sering
siklus-siklus ekonomi berbeda satu dari lainnya, baik mengenai lama-tidaknya
jangka waktu maupun mengenai amplitude-nya (jarak antara puncak
gelombang dan garis titik rata-rata).
Pola
siklus ekonomi mencakup tahap ekspansi yang pada suatu saat berbalik menuju
tahap kemunduran yang kelak disusul oleh pemulihan ke arah ekspansi lagi. Tahap
ekspansi ditandai oleh kegiatan ekonomi yang semakin meningkat.
Siklus
ekonomi menyangkut segala segi ekonomi dalam kehidupan masyarakat yang akhirnya
tercermin pada produk nasional dan pendapatan nasional (dikatakan oleh Soemitro
Djojohadikusumo; istilah siklus kegiatan ekonomi atausiklus
ekonomi/economic cycle). Pengertian tentang teori siklus ekonomi sangat
relevan dalam rangka pembangunan ekonomi. Pembangunan ekonomi yang menyangkut
kebijakan negara untuk melakukan perubahan struktural dalam tata susunan
ekonomi masyarakat yang memakan usaha jangka panjang untuk masa waktu beberapa
generasi.
Asal Mula Pemikiran Perihal Siklus
Ekonomi
Beberapa
bagian penting dalam teori siklus ekonomi sudah ditemukan sebagai bagian-bagian
dalam kerangka pemikir Klasik Ortodoks, dan diluar Mazhab Klasik adalah
pemikiran Karl Marx dan Friederich Engels. Pertengahan abad XIX, John Stuart
Mill, dalam Principles of Political Economy (1848)
mengungkapkan tentang adanya krisis krisis komersial (commercial crisis)
yang muncul secara periodik. Dalam tahun yang sama, Marx dan Engels di Communist
Manifesto (1848) juga menyatakan krisis komersial yang dialami secara
berulang-ulang dan periodik sebagai salah satu ciri pokok sistem kapitalis.
Kemudian dalam bagian kedua abad XIX Clement Juglar (ilmuwan bangsa Perancis)
membeberkan secara empiris sistematis sifat dan corak krisis komersial yang
berulang secara periodik. Juglar adalah pengarang pertama kali yang menggunakan
istilah siklus (cycle) dengan menonjolkan perkiraan-perkiraan lamanya
masa waktu menaik dan menurunnya kegiatan ekonomi di antara peristiwa dua
krisis. Dengan kata lain, ditunjukkannya panjang-pendeknya gelombang suatu
siklus kegiatan ekonomi: dari titik terendah sampai titik terendah berikutnya.
Clement
Juglar harus dianggap pakar perintis yang meletakkan dasar pengembangan teori
siklus ekonomi selanjutnya. Kemudian lama tidak ada pemikiran baru, setelahnya
akhir abad XIX awal abad XX muncul pemikiran Tugan-Baranowski (ekonom dari
Rusia) yang menyajikan kerangka analisis dan dasar teori sebagai landasan
pemikiran modern ilmu siklus ekonomi. Juglar dan Tugan-Baranowski adalah dua
pakar ekonomi yang pemikirannya mengawali perkembangan teori siklus ekonomi,
yang selama bagian pertama abad XX dikembangkan, dipaparkan sejumlah
tokoh pemikir lain diantaranya: Arthur Spiethof (Jerman), Albert Aftalion
(Perancis), Joseph Schumpeter (Austria), Wesley Mitchell (Amerika), Gottfried
von Haberler (Jerman), Friederich von Hayek (Austria).
Berbagai Jenis tentang Siklus
Ekonomi
Setelah
diterbitkannya karya Joseph Schumpeter mengenai permasalahan siklus ekonomi (Business
Cycle), kini lazim dibedakan antara empat jenis siklus ekonomi. Dalam
hubungan ini dikenal siklus jangka pendek, siklus jangka menengah, siklus
jangka menengah/panjang, dan siklus jangka panjang. (yang disebut jugagelombang
jangka panjang ataupun gerak kecenderungan jangka panjang).
Pentahapan waktu tersebut langsung terkait dengan faktor kekuatan paling
berperan dalam gerak kegiatan gelombang ekonomi yang bersangkutan.
1.
Siklus Jangka Pendek
Menyangkut gerak gelombang kegiatan
ekonomi selama 3-4 tahun (rata-rata berkisar pada 40 bulan) dari tingkat
terendah sampai tingkat terndah berikutnya, dinamakan siklus Kitchen
2.
Siklus Jangka Menengah
Meliputi masa waktu 7-11 tahun
(rata-rata berkisar 9 tahun), disebut Siklus Juglar,
3.
Siklus Jangka Menengah/Panjang
Masa waktu 15-22 tahun (rata-rata kurang
dari 20 tahun), disebut siklus Kuznets.
4.
Gerak Kecenderungan Jangka Panjang
Menyangkut
gelombang ekonomi selama masa waktu 40-60 tahun (rata-rata 54 tahun) dikenal
sebagaiGelombang Kondratieff. Nicolai Kondratieff pemikir besar
bangsa Rusia awal abad XX murid dari Tugan-Baranowski.
Resesi
adalah penurunan aktivitas ekonomi yang meluas ke mana-mana. Penurunan semacam
ini biasanya menyebabkan banyak pekerja yang kehilangan pekerjaannya. Suatu
resesi yang serius biasanya disebut depresi.
a. Pengangguran
Tinggi
b. Tingkat
permintaan beli rendah atau daya beli yang rendah bila dibandingkan dengan daya
produksi yang terpasang / tersedia untuk menghasilkan barang konsumsi. Yang
berakibat pada rendahnya laba perusahaan
c. Perusahaan
bisa merugi
d. Keyakinan
akan masa depan makin kecil / menipis. Bisa ditandai dengan anjloknya Index
harga saham gabungan
e. Perusahaan
tidak bersedia mengambil resiko investasi baru.
f. Jika
lembah ini cukup dalam = RESESI
Pemulihan / Recovery
a. Mesin
– mesin tua mulai diganti
b. Kesempatan
kerja, pendapatan serta pengeluaran konsumsi meningkat
c. Harapan
akan masa depan makin cerah (IHSG naik)
d. Penjualan
dan laba meningkat
e. Investasi
yang tadinya (pada lembah/resesi) dianggap beresiko kembali diminati karena
pandangan atau keyakinan akan masa depan berbalik dari pesimisme menjadi optimism
f. Karena
permintyaan meningkat, sedangkan pada fase slump tersedia fasilitas produksi
twerpasang yang banyak maka perusahaan denganm udah dapat meningkatkan produksi
dengan cara mempergunakan kembali apa yang ada serta menggunakan tenaga kerja
yang menganggur
Puncak / Peak
a. Penggunaan
kapasitas terpasang pada kondisi tertinggi
b. Mulai
merasakan kurangnya tenaga kerja, terutama tenaga kerja ahli / terampil
c. Kekurangan
bahan baku
d. Output
hanya dapat ditingkatkan dengan menambah investasi baru yang memerlukan waktu
e. Kenaikan
permintaan diikuti dengan kenaikan harga, DEMAND > SUPPLY
f. Biaya
cenderung meningkat (COST Meningkat) namun Price (harga jual ==>> Sales)
juga meningkat
g. Kegiatan
usaha umumnya masih sangat menguntungkan
h. Hingga
mencapai BOOM, ditandai dengan IHSG Super BULLISH.
Resesi / Slump ==>> Jatuhnya
GNP Riel
a. Permintaan
menurun
b. Pendapatan
rumah tangga menurun
c. Laba
usaha turun
d. Investasi
yang tadinya menguntungkan dengan kurangnya permintaan akan barang menjadi
tidak menguntungkan / tidak menarik / makin beresiko
Suatu
siklus dalam kegiatan ekonomi mencerminkan fluktuasi (gerak menaik dan menurun)
secara bergelombang pada kegiatan ekonomi dalam kehidupan masyarakat. Fluktuasi
serupa itu terjadi secara berulang dalam suatu jangka waktu tertentu. Secara
umum dapat dikatakan bahwa siklus kegiatan ekonomi terulang secara periodic,
akan tetapi tidak mutlak perlu bersifat regular; artinya, jangka waktu itu
dalam masing-masing siklus tidak harus selalu sama lamanya.
Pola
siklus ekonomi mencakup tahap ekspansi yang pada suatu saat berbalik menuju
tahap kemunduran yang kelak disusul oleh pemulihan ke arah ekspansi lagi. Tahap
ekspansi ditandai oleh kegiatan ekonomi yang semakin meningkat dan meluas
secara bersam-sama di berbagai ragam kehidupan. Tahap ekspansi disusul oleh tahap
kemunduran umum yang bersifat resesi. jika kemunduran itu berlangsung terus
menerus selama masa waktu yang lebih panjang, maka resesi menjurus pada tahap
depresi dimana dialami proses kontraksi (kegiatan ekonomi berkurang menjadi
tersendat-sendat dan terbelakang).
Siklus
ekonomi menyangkut segala segi ekonomi dalam kehidupan masyarakat yang akhirnya
tercermin pada produk nasional dan pendapatan nasional.
Pengertian
tentang teori siklus ekonomi sangat relevan dalam rangka pembangunan ekonomi.
Pembangunan ekonomi yang menyangkut kebijaksanaan Negara untuk melakukan
perubahan structural dalam tata susunan ekonomi masyarakat tak dapat
tiada meliputi usaha jangka panjang yang memakan masa waktu beberapa generasi
serta selalu dihadapkan dengan berbagai rupa hambatan dan rintangan.
Oleh
sebab itu, sudah masuk akal bilamana kita menempatkan kembali pelajaran yang
menyangkut siklus kegiatan ekonomi sebagai jalur pemikiran yang saling
berkaitan dengan pemikiran yang saling berkaitan dengan pemikiran dalam teori
ekonomi umum, bahkan sebagai bagian integral daripadanya.
B. Konjungsi Ekonomi
Fluktuasi atau perubahan yang terjadi
kegiatan perekonomian disebut sebagai konjungtur atau business cycle. Yang
menjadi pokok permasalahan timbulnya konjungtur menurut teori moneter adalah
jumlah uang yang beredar di masyarakat. Apabila masyarakat banyak memegang
uang, maka akan timbul kecenderungan mempergunakan uangnya untuk keperluan
konsumsi dan investasi, sedangkan sebaliknya, apabila uang sulit diperoleh,
maka pengeluaran dunia bisnis dan masyarakat juga akan berkurang. Pengurangan
jumlah uang sampai pada tingkat minimum ini akan menghalangi upaya dari
perusahaan untuk melakukan ekspansi.
Kecenderungan masyarakat untuk
mengurangi tingkat konsumsinya dan lebih banyak melakukan kegiatan menabung
akan menyebabkan pengeluaran total tidak akan mencukupi untuk mempekerjakan
semua angkatan kerja. Besarnya tingkat tabungan masyarakat ini, walaupun bisa
dijadikan sebagai sumber investasi tapi kurang menguntungkan karena adanya
tabungan masyarakat tersebut diikuti dengan rendahnya tingkat konsumsi
masyarakat. Investasi sebagai kekuatan pendorong yang menentukan konjungtur
akan berpengaruh terhadap gerakan konjungtur.
Adanya peperangan, penemuan tambang
emas, kejadian-kejadian politik, dan perubahan cuaca juga menyebabkan
terjadinya goncangan ekstern yang mendorong timbulnya konjungtur.
Goncangan-goncangan ini akan memberikan dorongan ke atas maupun ke bawah pada
sistem perekonomian dan akan lebih diperkuat lagi oleh faktor-faktor intern.
Pengaruh dari adanya konjungtur terhadap
perekonomian Indonesia sangat terasa pada neraca perdagangan Indonesia. Hal ini
disebabkan karena Indonesia selama ini mengadakan hubungan dagang dengan
negara-negara di dunia, karena itu terjadinya perubahan volume ekspor dan impor
akan tampak sekali. Selain berpengaruh terhadap neraca perdagangan aktivitas
perekonomian di dalam negeri, juga akan berpengaruh terhadap aktivitas usaha,
penyerapan tenaga kerja, tingkat investasi, tingkat harga di dalam negeri, dan
sebagainya.
Usaha pemerintah Indonesia untuk
menanggulangi akibat adanya konjungtur adalah melalui beberapa kebijaksanaan
fiskal dan moneter seperti deregulasi, diberlakukannya undang-undang perpajakan
yang baru, dan menjaga kestabilan nilai rupiah terhadap mata uang asing.
1. Gelombang
Konjungtur (economic cycle) adalah naik turunnya kegiatan ekonomi dari
waktu ke waktu (Business Cycle)
2. Naik
turunnya kegiatan ekonomi membentuk satu gelombang. Kegiatan ekonomi:
a. Menaik
(recovery)
b. Sampai
pada puncak paling atas (prosperity)
c. Menurun
(recession)
d. Sampai
puncak paling bawah (depression
3. Jevons
dan Moore (1923): Fluktuasi kegiatan ekonomi terjadi karena adanya
perubahan alam
4. Pigou
(1927): Fluktuasi kegiatan ekonomi terjadi karena adanya faktor
psikologis para pelaku bisnis (harapan pesimistis atau optimistis
5. Malthus
(1936): penyebab munculnya krisis ekonomi karena adanya kekurangan
konsumsi (under consumption). Alasan: sektor industri manufaktur makin
berkembang dan masyarakat lebih banyak melakukan kegiatan ekonomi pada sektor
tersebut.
6. Mitchell
(1951): Fluktuasi kegiatan ekonomi tidak dapat dilepaskan dari sistem
ekonomi kapitalis-liberalis.
7. Hawtrey
(1928) dan Friedman (1957): Fluktuasi ekonomi disebabkan oleh sistem
moneter dan sistem kredit.
8. Shcumpeter (1934)
menyebut penyebab utama tidak stabilnya inovasi teknologi.
9. Lucas
dan Barro (1976), Fisher (1979), dan Phelps (1997): Ekspektasi masyarakat yang
rasional sebagai penyebab fluktuasi ekonomi.
10. Keynes:
Sistem moneter dan kredit bukan penyebab, tetapi merupakan akibat. Penyebab
utama adalah tidak stabilnya investasi.
11. Siklus
konjungtur kegiatan ekonomi menurut Ellis (1991) berbeda-beda.
a. Kondratif:
setiap 50 tahun sekali
b. Juglar:
10 tahun sekali
c. Kitchin:
4 tahun sekali
d. Batra
(1990): 60 tahun sekali
e. Mubyarto:
7 tahun sekali untuk perekonomian Indonesia (jawa: pitu-lungan).
Perekonomian mengalami
gelombang naik-turun yang relatif teratur dan terjadi secara berulang dengan
rentang waktu yang bervariasi. Gerakan ini disebut siklus ekonomi (business
cycle).
0 komentar:
Posting Komentar