Kegiatan
usaha yang utama dari suatu bank adalah penghimpunan dan penyaluran dana.
Penyaluran dana dengan tujuan untuk memeroleh penerimaan akan dapat dilakukan
apabila dana telah dihimpun. Penghimpunan dana dari msyarakat perlu dilakukan
dengan cara-cara tertentu sehingga efisien dan dapat diselesaikan dengan
rencana penggunaan dana tersebut. Keberhasilan suatu bank dalam memenuhi maksud
itu dipengaruhi antara lain oleh hal-hal sebagai berikut:
1. Kepercayaan masyarakat
terhadap bank yang bersangkutan. Gambaran sebuah bank secaea umum dimata
masyarakat sangat memengaruhi tingkat kepercayaan masyarakat pada bank
tersebut. Banyak faktor yang memengaruhi gambaran sebuah bank dimata
masyarakat, seperti pelayanan, keadaan keuangan, berita di mass media tentang
bank tersebut, laporan-laporan BI tentang bank tersebut, pengalaman masyarakat
yang berhubungan dengan bank tersebut, dan lain-lain semakin tinggi tingkat
kepercayaan masyarakat pada sebuah bank, maka akan semakin tinggi pula
kemungkinan bank tersebut untuk menghimpun dana dari masyarakat dengan efisien
dan sesuai rencana penggunaan dananya.
2.
Perkiraan ringkat pendapatan yang akan
diperoleh (expected rate of return) oleh penyimpan dana lebih tinggi disbanding pendapatan dari
alternative investasi lain dengan tingkat risiko yang seimbang. Semakin tinggi
tingkat pendapatan yang diperkirakan oleh calon penyimpan dana ini, maka
semakin mudah sebuah bank untuk menarik dana dari calon penyimpan dananya.
3. Risiko penyimpanan
dana. Apabila sebuah bank dapat memberikan tingkat kepastian yang tinggi atas
dana masyarakat untuk dapat ditarik kembali sesuai waktu yang telah
diperjanjikan, maka masyarakat semakain bersedia untuk menempatkan dananya di
bank tersebut.
4.
Pelayanan yang
diberikan oleh bank kepada penyimpan dana. Pelayanan yang baik akan membuat
penyimpan dana merasa dihargai, diperhatikan, dan dihormati, sehingga merasa
tenang untuk terus bertransaksi keuangan dengan bak tersebut. Pelayanan ini
bias berupa pelayanan dari petugas bank, pemberian hadiah, atau pemberian
fasilitas yang lain.
Biaya dana adalah biaya yang harus
dibayar oleh suatu lembaga keuangan atau bank atas penggunaan uang yang
sumbernya dari pihak lain (nasabah dan/atau bank); biaya dana dalam suatu bank
merupakan dasar penetapan suku bunga kredit setelah memperhitungkan keuntungan
yang diharapkan termasuk biaya administrasi dan biaya-biaya lain (Cost of
Funds).
Menurut Rachmat Firdaus (2001:6) dalam
bukunya “Manajemen Dana Bank” menjelaskan bahwa: “Dana bank adalah uang tunai
yang dimiliki bank ataupun aktiva lancer yang dikuasai bank dan setiap waktu
dapat diuangkan”. Dana bank adalah sejumlah uang yang dimiliki dan dikuasai
suatu bank dalam kegiatan operasionalnya (Malayu S.P. Hasibuan 2006:56). Sedangkan
menurut Kasmir (2008:135) dalam bukunya Bank dan Lembaga Keuangan, mengatakan:
“Biaya dana merupakan total bunga yang dikeluarkan oleh bank untuk memperoleh
dana simpanan baik dalam bentuk simpanan giro, tabungan maupun deposito. Total
biaya dana tergantung dari seberapa besar buga yang ditetapkan untuk memperoleh
dana yang diinginkan, semakin besar bunga yang dibebankan terhadap bunga
simpanan, semakin tinggi pula biaya dananya, demikian pula sebaliknya.”
Pada dasarnya suatu bank mempunyai empat
alternative untuk menghimpun dana untuk kepentingan usahanya, yaitu:
1.
Dana Sendiri
Meskipun untuk suatu usaha bank proporsi
dana sendiri ini reltif kecil apabila dibandingkan dengan total dana yang
dihimpun ataupun total aktivanya, namun dana sendiri ini tetap merupakan hal
yang penting untuk kelangsungan usahanya. Begitu pentingnya proporsi dana
sendiri ini, dibuktikan dengan adanya ketentuan dari bank sentral yang mengatur
tentang proporsi minimal modal sendiri dibandingkan dengan total nilai Aktiva
Tertimbang Menurut Risiko (ATMR). Proporsi ini lebih dikenal engan istilah
rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio-CAR). Seperti halnya badan usaha
lain, penghimpunan dana sendiri ini antara lain dapat berupa modal disetor,
dana dari penjualan saham di bursa efek, akumulasi laba ditahan,
cadangan-cadangan, dan agio saham. Berdasarkan UU No. 7 Tahun 1992, Bank umum
dapat melakukan mobilisasi dana dengan cara melakukan emisi saham dan obligasi
melalui bursa efek Indonesia.
2.
Dana dari
Deposan
Pada dasarnya sumber dana dari
masyarakat dapat berupa giro (demand deposit), tabungan (saving deposit), dan
deposito berjangka (time deposito) yang berasal dari nasabah perorangan atau
badan.
3.
Dana Pinjaman
Sumber dana ini merupakan sumber dana
yang paling mahal serta sifatnya hanya sementara waktu dan digunakan untuk
membiayai/membayar transaksi-transaksi tertentu, perolehan dana ini antara
lain:
a.
Kredit Likuiditas
Bank Indonesia, merupakan kredit yang diberikan Bank Indonesia kepada bank-bank
yang mengalami kesulitan likuiditasnya. Kredit likuiditas ini biasanya
diberikan kepada pembiayaan sektor-sektor tertentu.
b.
Pinjaman Antar
Bank (call money), biasanya pinjaman ini diberikan kepada bank-bank yang
mengalami kalah kliring didalam lembaga kliring. Pinjaman ini bersifat jangka pendek
dengan bunga yang relative tinggi.
c.
Surat Berharga
Pasar Uang (SBPU), dalam hal ini pihak perbankan menerbitkan SBPU kemudian
diperjualbelikan kepada pihak yang berminat, baik perusahaan keuangan maupun
non keuangan.
4.
Sumber Dana Lain
Selain dari ketiga sumber di atas,
sumber penghimpunan dana dapat juga berasal dari sumber-sumber lain yang tidak
dapat digolongkan dalam jenis dana diatas. Sumber dana yang lain selalu
berkembang sesuai dengan perkembangan usaha perbankan dan perekonomian secara
umum. Sumber-sumber tersebut antara lain:
a.
Setoran Jaminan
b.
Dana Transfer
c.
Surat Berharga
Pasar Uang
d.
Diskonto Bank
Indonesia
Metode
Perhitungan Biaya Dana
Ada tiga metode untuk perhitungan biaya dana yang
dianut oleh setiap bank antara lain:
1.
Metode Biaya
Dana Rata-Rata Tertimbang
Perhitungan biaya dana menurut metode
rata-rata tertimbang adalah menghitung biaya dana dimana terlebih dahulu
peranan masing-masing jenis/sumber dana serta juga memperhitungkan likuiditas
wajib minimum yang mempengaruhi besarnya biaya dana. Besarnya cadangan
likuiditas wajib minimum tersebut harus diambil dari angka yang aktual
(efektif) sesuai dengan keperluan bank sehari-hari. Dengan demikian metode ini
menunjukkan besarnya biaya dana yang lebih riil dan secara langsung menunjukkan
besarnya cost of fund yaitu biaya dana yang harus dibayar oleh bank untuk
sejumlah dana yang dihimpunnya setelah dikurangi oleh sejumlah dana yang harus
dipelihara sebagai cadangan wajib atau likuiditas wajib minimum (reserve
requirement).
2.
Metode Biaya Dana
Rata-Rata Historis
Metode biaya dana rata-rata historis
merupakan cara yang paling sederhana dan paling mudah menghitung biaya dana
bank yaitu dengan penghimpunan dana dibagi dengan total dana yang berhasil
dihimpun bank yang bersangkutan pada tahun/waktu yang bersamaan. Namun
kelemahan dari metode ini, hasil yang didapat tidak menggambarkan angka/nilai
cost of fund yang berlaku sekarang tetapi hanya menggambarkan biaya dana yang
telah dikeluarkan dimasa yang telah lewat. Dengan demikian metode ini akan
akurat dan valid apabila tingkat bunga dana stabil, tidak naik atau turun.
Seandainya suku bunga berfluktuasi, maka angka COF berdasarkan metode ini tidak
dapat dijadikan pegangan oleh manajemen untuk menentukan lending rate
selanjutnya. Dengan demikian cara ini lebih bermanfaat untuk mengevaluasi
tingkat bunga dan jumlah biaya dana pada tahun lalu, untuk dijadikan
perkiaraan/ancer-ancer pada tahun-tahun berikutnya (tahun-tahun mendatang).
Cara menghitung biaya dana rata-rata historis adalah dengan mengalikan tingkat
bunga dengan jumlah dana masing-masing jenis dana yang dihimpun dimasa yang
telah lampau (tahun lalu).
3.
Metode Biaya
Dana Marginal
Pada dasarnya metode ini dapat
disefinisikan sebagai biaya yang harus dikeluarkan untuk menambah dana baru
didalam portfolio sumber/jenis yang telah ada. Metode ini merupakan kebalikan
dari metode biaya dana historis. Metode biaya dana marginal atau sering disebut
metode biaya dana incremental , pihak bank menghitung dan menetapkan biaya dana
didasrkan pada cost factors, artinya penetapannya dihitung atas dasar
biaya-biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan sejumlah dana menurut tingkat
bunga pasar yang berlaku ditambah satu persentase tertentu untuk mark-up.
Metode ini biasanya digunakan untuk memenuhi permintaan kebutuhan kredit dan
nasabah tertentu biasanya prime/preference customer(nasabah prima/utama) yang
jumlahnya cukup besar, sehingga sumber dananya harus dicari pasar uang atau
menerbitkan sertifikat deposito atau surat utang lainnya. Secara garis besar
metode perhitungan marginal atau incremental cost of fund ini dapat dibagi
sebagai berikut:
a.
Single Source
Rate (satu sumber dana) Misalnya bank membutuhkan dana untuk memenuhi
permintaan kredit dari nasabahnya sebesar Rp.50 milyar dan manajemen bank
memutuskan untuk mencari sumber dana tersebut seluruhnya hanya dari pasar uang
(sehingga sumber dananya hanya satu dan bunganya hanya satu macam).
b.
Multiple Source
Based Weighted Average Cost Of Fund (lebih dari satu sumber dana) dalam metode
marginal cost yang berasal dari multiple source based weighted average cost of
funds, suku bunga dihitung apabila ada penambahan dana terhadap dana yang telah
ada, dihimpun/dibeli dari dua atau lebih sumber/jenis dana
Jenis-Jenis
Biaya Dana
Jenis-jenis
biaya sebagai alat analisis yang lazim digunakan dalam mengukur tingkat
efisiensi dalam pengelolaan dana perbankan menurut Taswan(2005:45-46), adalah
sebagai berikut:
1.
Cost of Fund
2.
Cost of Money
3.
Cost of Loanable Fund
Dari uraian di atas, diperoleh
pengertian:
1.
Cost of Fund yaitu
biaya yang langsung dikeluarkan untuk memperoleh setiap rupiah dana yang
dihimpunnya termasuk dana non operasional (Unloanable Fund). Sebagai contoh reserve requirement untuk memenuhi
kebutuhan bank Indonesia.
Perhitungan biaya ini diformulasikan:
2.
Cost of Money yaitu
biaya dana ditambah biaya overhead. CoM
diformulasikan sebagai berikut:
3.
Cost of Loanable Fund yaitu biaya dana yang dioperasionalkan (ditempatkan)
untuk memperoleh pendapatan. Dana operasional adalah total dana yang
dihimpun/diterima dikurangi dengan unloanable
funds. CoL dalam presentase dapat diformulasikan sebagai berikut:
a.
Unloanable
Fund
Untuk
mengetahui seberapa besar biaya dana yang di perlukan oleh bank penulis
menghitung berapa besar dana yang tidak menghasilkan laba (unloanabel fund)
yang di gunakan oleh bank dengan cara:
Total Unloanable Fund = Aktiva Tetap + Reserve
Requirement
Berbagai
macam unloanable fund tersebut akan memperkecil jumlah dana bank yang perlu di
pertahankan dalam bank untuk berbagai keperluan dan terobosan. Semakin besar
jumlah unloanable fund maka harga/biaya yang dihimpun juga kan semakin mahal,
dan sebaliknya.
b.
Rasio
Unloanable Fund
Rasio
Unloanable fund di hitung untuk mengetahui berapa persen unloanable fund pada
bank bjb untuk setiap periodenya. Untuk menghitung rasio unloanable fund dapatdi
gunakan rumus sebagai berikut:
4.
Selain ketiga metode di
atas, ada satu lagi yaitu Cost of
Operable Fund (CoP)
Referensi:
0 komentar:
Posting Komentar