Arti dari Sebuah Kegagalan


         Setiap orang pasti pernah mengalami kegagalan dalam hidupnya. Banyak orang menganggap kegagalan adalah suatu hal yang buruk atau bahkan dapat menjadi sebuah bencana dalam hidupnya. Tetapi disisi lain kegagalan adalah kunci dari kesuksesan dari setiap orang. Kita tidak harus mengalami suatu kegagalan apabila kita dapat mengambil pembelajaran dari kegagalan apa  yang dialami orang lain. Tetapi terkadang pada saat orang mengalami kegagalan, mereka sulit untuk menerimanya dan hanya bisa mengeluh atau bahkan marah.
            Memang sulit bagi kita untuk menerima suatu kegagalan. Akan tetapi apabila kita bisa merenungi dari kegagalan yang kita alami, tidak semua dari kegagalan itu berdampak buruk bagi kita. Mungkin hal yang gagal itu adalah yang kita inginkan. Tetapi jika kita berpikir kembali, apakah yang kita inginkan itu selalu berdampak baik minimal bagi diri kita sendiri. Jawabannya adalah terdapat pada setiap hati nurani setiap orang.
            Mungkin Allah SWT memang memberikan hal yang tidak selalu kita inginkan. Tetapi Allah tahu apa yang kita butuhkan dan yang terbaik untuk kita. Tidak selalu apa yang kita inginkan itu terbaik untuk kita. Memang setiap manusia itu wajib untuk berusaha, tetapi semua hasilnya wajib juga kita untuk serahkan kepada yang memberikan kepada kita. Bisa jadi kegagalan itu adalah batas dari kemampuan kita yang bisa dijalani.
            Setiap kegagalan pasti memberikan dampak bagi kita. Entah itu ada yang menerima dengan positif dan ada juga yang menerimanya dengan negative. Apabila kita dapat menerimanya dengan pikiran positif, maka kegagalan itu dijadikan sebagai pembelajaran bagi kita. Kita menganggap kegagalan itu sebagai pondasi bagi keberhasilan kita. Dengan kegalan itu, kita dapat menjadi lebih dewasa dan berpikir dengan lebih berhati-hati. Akan tetapi apabila kegagalan itu diterima dengan negative, kita hanya memandangnya dengan emosi, keluh kesah, dan hal lainnya yang berhubungan dengan ketidakpuasan.
            Kita lebih baik menerima suatu kegagalan dengan badan tegap dan mengakuinya dari pada kita mengalami suatu kegagalan tetapi kita menutupinya atau bahkan mengubah crita suatu fakta kegagalan tersebut menjadi baik agar kita tidak merasa malu terhadap orang lain. Itu adalah ciri dari orang yang bodoh. Orang yang tidak mampu untuk menerima suatu kegagalan.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Teori Manajemen Aliran Neoklasik


 
 Teori Neoklasik dikembangkan atas dasar teori klasik. Teori Neoklasik merubah, menambah, dan dalam banyak  hal memperluas teori klasik. Teori Neoklasik didefinisikan sebagai suatu organisasi sebagai kelompok dengan tujuan bersama. Bila pada teori klasik banyak menitik beratkan pembahasannya pada struktur, tata tertib, organisasi formal, factor-faktor ekonomi dan rasionalitas tujuan sedangkan teori neoklasik banyak menekankan pentingnya aspek social dalam pekerjaan atau organisasi informal dan aspek psikologis (emosi).

Perkembangan Teori Neoklasik
Perkembangan teori neoklasik dimulai dengan inspirasi percobaan-percobaan yang dilakukan di Hawthorne, serta tulisan Hugo Munsterberg. Pendekatan neoklasik ditemukan juga di dalam buku-buku tentang hubungan manusiawi seperti Gardener dan Moore, Human Ralation in Industry dan sebagainya.

Hugo Munsterberg
Sebagai pencetus psikologi industry yang diakui luas, Hugo Munsterberg menulis bukunya yang paling menonjol, Psychology and Industrial EfficiencyI,pada tahun 1913. Buku ini merupakan jembatan penting antara manajemen ilmiah dan perkembangan lebih lanjut teori neoklasik yang berkembang sekitar tahun 1930-an. Pada dasarnya Munsterberg menekankan adanya perbedaan-perbedaan karakteristik individual dalam organisasi-organisasi.

Percobaan-percobaan Hawthone
Percobaan Hawthone dimulai tahun 1924 di pabrik Hawthorne milik perusahaan Western Electric di Cicero, Illinois, dekat Chocago, dan disponsori oleh National Research Council (Lembaga riset Nasinal). Studi Hawthorne memperkenalkan gagasan bahwa organisasi adalah suatu system terbuka dimana segmen-segmen teknis dan manusiawi saling berkaitan erat . Studi tersebut juga menekankan pentingnya sikap karyawan dalam era dimana insentif upah dan kondisi kerja phisik sering dipandang sebagai satu-satunya factor yang menentukan produktivitas. Akhirnya percobaan Hawthorne menunjukan bagaimana kegiatan kelompok-kelompok kerja kohesif sangat berpengaruh pada operasi organisasi.

Pandangan Neoklasik Terhadap Organisasi Informal
Titik tekanan teori neoklasik adalah dua elemen pokok dalam organisasi yaitu perilaku individu dan kelompok pekerja. Organisasi informal muncul sebagai tanggapan akan kebutuhan social manusia – kebutuhan untuk berhungan dengan orang lain.
Factor – factor yang dapat menentukan munculnya organisasi informal antara lain :
1.      Lokasi , untuk membentuk suatu kelompok orang harus mempunyai kontak tatap muka yang ajeg.
2.      Jenis pekerjaan, ada kecenderungan bahwa manusia yang melaksanakan jenis pekerjaan yang sama akan membentuk kelompok bersama.
3.      Minat, perbedaan minat di antara mereka menjelaskan mengapa muncul beberapa organisasi informal yang kecil, di samping satu yang besar.
4.      Masalah-masalah khusus,

Berdasarkan uraian di atas, manajemen aliran Neo Klasik adalah penyempurnaan dari manajemen aliran Klasik. Teori ini merubah, menambah, dan memperluas dari aliran Klasik. Aliran teori ini juga disebut sebagai teori Hubungan Manusia.
Pada dasarnya setiap dari aliran manajemen memiliki keunggulan dan kekurangan masing-masing. Tetapi saya lebih sependapat memilih aliran Neo Klasik karena dalam aliran ini lebih memperhatikan kepada karyawan. Aliran ini memperhatikan karakteristik dari karyawan yang kompleks atau berbeda-beda. Teori ini juga banyak menitikberatkan pada aspek social dan psikologis dalam pekerjaan.
Selain itu, dalam teori ini juga memikirkan adanya insentif dan kondisi dari karyawan. Tidak hanya untuk memikirkan kuantitas dari hasil produksi organisasi saja. Keharmonisan dari setiap anggota organisasi adalah dasar dari pemikiran teori ini. Titik tekanan teori neoklasik adalah dua elemen pokok dalam organisasi yaitu perilaku individu dan kelompok pekerja.
Jadi, teori dalam aliran manajemen neo klasik selain untuk memikirkan kuantitas dari produksi juga memikirkan kondisi dari setiap anggota organisasi. Dalam hal ini khususnya karyawan dengan memikirkan kondisi fisik dan psikologisnya. Selain itu juga adanya pemberian insentif guna meningkatkan tanggung jawab dan memotifasi dari anggota organisasi atau karyawan untuk bekerja dengan professional.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS