Analisis Pengaruh Kenaikan Harga Emas terhadap Inflasi


Berdasarkan data dari Poverty Brief oleh Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan Republik Indonesia Bulan September 2013, dengan Idul Fitri jatuh di awal bulan, dampak kenaikan BBM pada bulan Juli, dan depresiasi Rupiah, tidak mengherankan tingkat inflasi tetap tinggi pada Agustus sebesar 1,1%, meskipun jauh lebih rendah dibandingkan tingkat inflasi Juli 3,2%. Kontributor utama inflasi Agustus menggambarkan perkiraan tekanan harga: harga bahan makanan lebih tinggi (dampak Ramadan dan Idul Fitri), kenaikan harga emas (dampak imported inflation), dan kenaikan harga transportasi (dampak harga BBM naik). Kenaikan musiman biaya sekolah juga berkontribusi pada inflasi Agustus. Diperkirakan tekanan penurunan harga bahan makanan bulan September, mewakili sisi lain peningkatan musiman harga makanan selama Ramadan. Pada saat yang sama, penyesuaian terhadap kenaikan harga BBM seharusnya telah selesai, menghilangkan sedikit tekanan terhadap inflasi.


Namun nyatanya pada bulan September 2013 lalu, nilai tukar rupiah sempat melemah terhadap Dollar Amerika. Dan hal ini ternyata berpengaruh pada beberapa harga barang komoditi diantaranya emas.  Emas yang semula dijual seharga Rp. 450 ribu per gram, mengalami kenaikan Rp25 ribu per gramnya. Jika sebelumnya harga emas dijual Rp. 450 ribu per gram, pada saat itu naik menjadi Rp. 475 ribu per gramnya. Dampak kenaikan harga emas juga mengakibatkan menurunnya omset penjualan pada pedagang emas. Tak hanya itu, kenaikan harga emas juga menyebabkan inflasi di dalam negeri. Lalu apakah hubungan kenaikan harga emas dan inflasi? Sebelumnya mari kita pelajari apa yang menyebabkan harga emas terus naik dan diminati banyak investor. Berikut faktor-faktor yang mempengaruhi harga emas, dikutip dari belajarinvestasi.com :
Pertama, Kenaikan Inflasi Melebihi Yang Diperkirakan
Setiap Negara dalam menentukan kebijakan ekonomi biasanya akan melihat tingkat inflasi. Prediksi berapa persen kah kira-kira inflasi di Negara tersebut akan menjadi acuan dalam penetapan tingkat suku bunga dan lain-lain. Nah jika prediksi tingkat inflasi itu meleset dan malah melibihi yang diperkirakan biasanya harga emas akan melonjak tinggi.

Kedua, Terjadi Kepanikan Finansial
Saat terjadi kepanikan finansial seperti saat krisis moneter tahun 1998 dan juga tahun 2008, maka harga emas akan meroket tidak terkendali. Hal ini terjadi karena masyarakat enggan memegang uang kertas dan lebih memilih menyimpan kekayaanya dalam bentuk emas.

Ketiga, Harga Minyak Naik Secara Signifikan
Harga emas, akan ikut naik jika harga minyak mentah dunia mengalami lonjakan signifikan meski dampaknya sendiri tidak terjadi seketika. Seperti saat terjadi invasi AS ke Irak di mana Irak adalah salah satu produsen minyak terbesar di dunia. Akibat invasi itu harga minyak melonjak tajam yang kemudian diikuti oleh naiknya harga emas. Begitupun yang terjadi saat ini, dimana Negara sekutu yang dipimpin AS menyerang Libya. Harga minyak mentah kembali naik dan menembus rekor baru. Akibatnya harga emaspun terangkat naik.

Keempat, Demand Terhadap Emas
Sesuai hukum supply demand, naiknya permintaan emas dunia yang tidak diikuti oleh naiknya pasokan emas mengakibatkan harganya akan naik terus. Cina dan India adalah dua Negara yang paling besar menghabiskan uangnya untuk membeli emas.

Kelima, Kondisi Politik Dunia
Ketegangan politik dunia, misalnya AS dengan Iran, AS dengan Timur Tengah atau ketegangan lain yang membuat suhu politik dunia meninggi dan mengakibatkan ketidakpastian ekonomi  membuat harga emas naik. Para pelaku pasar akan menarik investasinya di bursa saham, valas atau obligasi dan lebih memilih investasi yang aman yakni emas. Sehingga permintaan terhadap emas pun naik.
Dari poin-poin diatas dapat diketahui bahwa faktor terpenting yang mengatur harga emas adalah nilai US Dollar. Dikutip dari hargaemas48.wordpress.com , Dolar AS yang lebih kuat akan menjaga harga emas terkendali dan rendah. Pelemahan dolar akan mempengaruhi harga emas untuk melambung tinggi. Ekonomi AS memainkan peran penting dalam membentuk makroekonomi dunia. Ketika dolar yang kuat, orang akan berinvestasi dan membeli dalam dolar. Namun, belakangan ini ekonomi AS banyak menderita karena terjadinya krisis dunia. Dolar mulai goyah dan tidak bisa menjanjikan kestabilannya, ini adalah alasan mengapa orang dan banyak negara mulai penimbunan emas besar-besaran. Cadangan emas yang tinggi akan memperkuat perekonomian nasional dan bertindak sebagai perlindungan nilai terhadap inflasi.
Merujuk alasan tersebut, banyak yang tidak menyadari permintaan yan berlebihan terhadap emas juga akan memberikan dampak yang sama, inflasi. Ketika banyak permintaan akan emas melonjak maka peredaran uang di pasar juga akan meningkat. Inilah yang memulai indikasi inflasi tersebut. Namun tentunya kenaikan harga emas adalah hal yang tidak bisa dihindari. Karena meningkatnya biaya produksi di pertambangan emas, memburuknya situasi politik, peningkatan tajam harga minyak paska perang Irak, penurunan dalam produksi pertambangan emas dalam catatan 5 tahun terakhir ini dan populasi penduduk dunia yang terus meningkat, sehingga mempengaruhi keinginan alami manusia untuk menimbun emas guna mengamankan aset kekayaan yang mereka miliki, semakin mempengaruhi kenaikan harga emas dari masa ke masa.

 Sumber Referensi :


  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar